Dengar ! Tak mudah bagiku untuk jatuh cinta. Jadi jangan kau
sia-siakan cintaku ini. Bisa saja aku meninggalkanmu, tapi tahukah
mengapa aku tak melakukan itu padamu? Itu karena cinta. Oh ayolah, apa
memang harus aku mengatakan kepada semua orang kalau aku mencintaimu,
haruskah aku katakan pada semua orang bahwa kau adalah milikku?
Untuk apa mengumbar-umbar cinta, bukankah yang terpenting aku mencintaimu. Tapi mengapa kau tak mengerti juga. Aku bosan berlaku seperti orang tua yang sedang membujuk anaknya untuk makan. Aku bosan..
Sekarang, katakan apa maumu?
Bukankah kau sendiri sudah tahu aku berbeda. Bukan aku yang suka mengumbar-umbar cinta di situs jejaring sosial. Bukan aku pula yang suka mengemis-mengemis cinta pada seorang Wanita. Bagiku, harga diri seorang Laki_laki terletak pada prinsipnya. Tak bisakah kau pahami prinsipku? Ini bukan keegoisan.
Maaf, aku tak bisa seperti Laki-laki lainnya yang dengan mudahnya mengajak jalan berdua. Dan maaf pula aku tak bisa seperti Laki-laki lainnya yang suka mengirim sms-sms mesra dan manja. Sekali lagi itu bukan diriku!
Aku tak punya banyak teori tentang cinta seperti seorang pujangga. Jika kau tanya apakah aku mencintaimu, maka dengan tegas akan ku katakan bahwa aku mencintaimu. Tapi aku tidaklah seperti mereka yang diperbudak oleh cinta.
Bila kau mencari Laki-laki seperti yang kumaksudkan diatas, maka carilah Laki-laki lain. Tapi bukan aku.
Jangan tanya bagaimana bisa sebegitu mudahnya aku berkata seperti itu padamu. Iya, aku tahu. Tak mudah melupakan orang yang benar-benar dicintai. Tapi bukankah sudah ku bilang padamu, “aku takkan mencintai seseorang melebihi cintaku kepada Allah dan rasul, aku takkan mencintai seseorang melebihi keluargaku.”
seberapa pun sulitnya melupakanmu, maka akan ku lakukan walaupun nyatanya aku sendirilah yang tersiksa. Tak mengapa, asal aku tetap menjaga prinsipku. Bukankah Allah tak pernah mengingkari janjinya? Aku yakin Allah akan memberiku yang terbaik. Jadi tidak alasan bagiku untuk bersedih.
Sekarang pikirkanlah, sebelum kau benar-benar kehilanganku. Sebelum aku benar-benar pergi menjauh darimu..
Ku beri kau batas waktu hingga besok untuk menghubungiku. Jika tidak, kau akan benar-benar kehilanganku.
Untuk apa mengumbar-umbar cinta, bukankah yang terpenting aku mencintaimu. Tapi mengapa kau tak mengerti juga. Aku bosan berlaku seperti orang tua yang sedang membujuk anaknya untuk makan. Aku bosan..
Sekarang, katakan apa maumu?
Bukankah kau sendiri sudah tahu aku berbeda. Bukan aku yang suka mengumbar-umbar cinta di situs jejaring sosial. Bukan aku pula yang suka mengemis-mengemis cinta pada seorang Wanita. Bagiku, harga diri seorang Laki_laki terletak pada prinsipnya. Tak bisakah kau pahami prinsipku? Ini bukan keegoisan.
Maaf, aku tak bisa seperti Laki-laki lainnya yang dengan mudahnya mengajak jalan berdua. Dan maaf pula aku tak bisa seperti Laki-laki lainnya yang suka mengirim sms-sms mesra dan manja. Sekali lagi itu bukan diriku!
Aku tak punya banyak teori tentang cinta seperti seorang pujangga. Jika kau tanya apakah aku mencintaimu, maka dengan tegas akan ku katakan bahwa aku mencintaimu. Tapi aku tidaklah seperti mereka yang diperbudak oleh cinta.
Bila kau mencari Laki-laki seperti yang kumaksudkan diatas, maka carilah Laki-laki lain. Tapi bukan aku.
Jangan tanya bagaimana bisa sebegitu mudahnya aku berkata seperti itu padamu. Iya, aku tahu. Tak mudah melupakan orang yang benar-benar dicintai. Tapi bukankah sudah ku bilang padamu, “aku takkan mencintai seseorang melebihi cintaku kepada Allah dan rasul, aku takkan mencintai seseorang melebihi keluargaku.”
seberapa pun sulitnya melupakanmu, maka akan ku lakukan walaupun nyatanya aku sendirilah yang tersiksa. Tak mengapa, asal aku tetap menjaga prinsipku. Bukankah Allah tak pernah mengingkari janjinya? Aku yakin Allah akan memberiku yang terbaik. Jadi tidak alasan bagiku untuk bersedih.
Sekarang pikirkanlah, sebelum kau benar-benar kehilanganku. Sebelum aku benar-benar pergi menjauh darimu..
Ku beri kau batas waktu hingga besok untuk menghubungiku. Jika tidak, kau akan benar-benar kehilanganku.
0 komentar:
Posting Komentar