Seorang
pria dan wanita duduk di taman kota saat musim semi tiba. Mereka duduk
berdampingan, berdekatan antara bahu-bahunya, sambil menikmati indahnya
bunga-bunga semerbak dan kolam bundar di tengahnya. Tak lama berselang
sang pria berkata; “Aku mencintaimu. Kau baik, cantik dan memiliki
kecerdasan”
Sang wanita membalas; “Aku pun mencintaimu.
Kau adalah khayalan yang indah, cita-cita yang tercapai tangan dan
tubuhku, dan kau pun laksana nada-nada syahdu dalam mimpiku”
Mendengar
sambutan dari sang wanita, pria itu segera menatap tajam matanya. Saat
itu wajahnya pun menampakkan amarah yang memuncak, lalu berkata;
“Tinggalkanlah aku sekarang”
Terkejutlah sang wanita, lantas bertanya keheranan; “Kenapa begitu?”
“Engkau tidak benar-benar mencintaiku. Aku
bukanlah khayalan yang indah, bukan pula cita-cita dan nada-nada syahdu
dalam mimpimu. Tapi aku adalah pria yang mencintaimu dan kuingin engkau
pun mencintaiku. Aku sungguh ingin engkau mau ku persunting dan menjadi
ibu dari anak-anakku nanti” Jawab sang pria.
Mendapat jawaban itu, si wanita pun berkata meyakinkan; “Tapi aku benar-benar mencintaimu”
Sang pria pun membalas; “Rasa cintamu sungguh berarti bagiku, namun saat ini tidaklah cukup”
“Berarti engkau tidak mencintaiku?” Tambah sang wanita.
“Kini aku bahkan membencimu” Balas si pria dengan suara yang lantang.
Mendapatkan jawaban itu, sang wanita awalnya
bingung. Ia hanya bisa terdiam namun menatap lembut ke arah wajah sang
pria untuk mencari jawaban, hingga ia pun akhirnya tertunduk. Sesaat tak
ada kata-kata yang keluar dari liang mulutnya, ia cuma bisa menekur
diri. Namun setelah merasa cukup, ia pun berkata: “Sungguh, kebencianmu
sangat berarti bagiku”
Kali ini sang pria baru mau membalasnya dengan senyuman; “Kini barulah engkau bisa mencintaiku, sebab tak ingin lagi mengubahku”
0 komentar:
Posting Komentar