Jumat, 11 November 2011

Tanda Cinta Kepada Rasulullah






لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah I dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS.Al-Ahzab, 21)
Ayat ini telah menyebutkan bahwa, di dalam diri Rasulullah I itu sudah ada contoh dan suri tauladan bagi mereka yang hendak mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akherat, tetapi sepertinya suritauladan ini akan sulit untuk ditiru kecuali bagi mereka yang selalu orientasi hidupnya untuk Allah I dan berharap mendapat keselamatan di akherat kelak serta mereka yang suka berdzikir kepada Allah I.
Berdzikir merupakan hal yang sangat mulia dan agung di sisi Allah I dan rasul-Nya semua itu dapat dilihat dari banyaknya ayat dan hadits yang memerintahkan kepada kaum Muslimin untuk berdzikir baik secara langsung yaitu dengan menggunakan sighat amr atau dengan kata-kata “Berdzikirlah” dan perintah yang tidak menggunakan lafadz secara langsung seperti berbentuk kisah dan menyebutkan kemuliaan yang akan diperoleh oleh seseorang dari ber-Dzikir.
Kita sebagai orang yang beriman diperintahkan oleh Allah I untuk banyak berdzikir kepadanya kapan dan dimanapun, dikatakan dalam al-Qur’an;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya”.(QS.al-Ahzab, 41)

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa, kedudukan ‘dzikir’ disejajarkan dengan orang yang beriman artinya tanda-tanda orang yang beriman itu adalah mereka yang tidak pernah lepas lisannya untuk selalu berdzikir kepada Allah I.
Dzikir adalah satu amalan yang diperintahkan oleh Allah I untuk selalu kita lakukan dalam siituasi dan kondisi bagaimanapun, bagi seorang Muslim tidak ada satu kejadian-pun yang menjadi alasan untuk dibenarkannya tidak berdzikir kepada Allah I, dalam keadaan tenang atau gusar, dalam suasana bahagia atau sedih, dalam kondisi aman atau tidak aman, dalam keadaan kaya atau miskin, di waktu senggang atau sibuk, dalam keadaan sakit atau sehat..dalam keadaan bagaimanapun bahkan harta-benda yang melimpah dan lucunya anak-anak tidak boleh manjadi sebab lupanya kita untuk berdzikir, umat Rasulullah I adalah umat yang selalu dan terus-menerus membahasi dan menghiasai lidahnya dengan berdzikir kepada Allah I.
Allah I berfirman;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah I. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi”. (QS.Al-Munafiqun, 9)
Berkata Abdullah bin Bisyir, dahulu pernah ada seseorang yang mendatangi Rasul dan berkata; Ya Rasululllah I, Sungguh syariat atau ajaran Islam ini sangat banyak sekali, tolong berikan kepadaku amalan yang harus selalu aku lakukan ? Rasul menjawab;
لاَ يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْباً مِنْ ذِكْرِ اللهِ
Hendaklah lisanmu selalu basah dengan berdzikir atau menyebut Allah”.5
Dalam riwayat Ibnu Hibban disebutkan dari Muadz bin Jabal t beliau mengatakan, kalimat yang terakhir aku dengan dari Rasulullah I; Amalan terbaik yang dilakukan oleh seseorang adalah saat datang kematiaannya dia sedang membasahi lidahnya dengan berdzikir kepada Allah I.
Ketika seseorang usai mendirikan sholat dan ibadah Haji atau ibadah-ibadah lainnya maka dia diperintahkan untuk tetap berdzikir kepada Allah I, dikatakan di dalam Al-Qur’an:
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah I di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS.An-Nisa’ 103)
Ketika menafsirkan ayat ini, Ibnu Abbas t mengatakan; Hendaknya kalian berdzikir kepada Allah I pada waktu malam dan siang hari, saat berada di darat dan di laut, ketika berpergian jauh dan berada di rumah, saat kaya dan miskin, sehat dan sakit serta di waktu dalam kesendirian atau di saat di depan khalayak ramai.
فَإِذَا قَضَيْتُمْ مَنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُوا اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا فَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍ

Apabila kamu Telah menyelesaikan ibadah hajimu, Maka berdzikirlah dengan menyebut Allah I, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau (bahkan) berdzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia", dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat. (QS.Al-Baqarah, 200)

Bila selesai beribadah saja seorang Muslim tetap dianjurkan untuk berdzikir kepada Allah I lalu bagaimana bila setelah terpeleset berbuat dosa ? maka pasti akan lebih banyak diperintahkan untuk berdzikir sebab dengan berdzikir dosa seseorang akan diampuni dan dihapus oleh Allah I.
Dzikir bukan hanya ibadah yang dilakukan khusus untuk umat Nabi Muhammad I saja tetapi perintah dzikir ini juga telah disampaikan oleh Nabi Yahyah bin Zakaria dan juga Nabi Isa kepada umatnya yaitu Bani Israil, di dalam sebuah riwayat yang disebutkan oleh sahabat yang bernama Harits al-As’ari t, seseungguhnya Rasulullah I telah bersabda; Nabi Isa pernah mengumpulkan umatnya dan memberikan nasehat kepada mereka dengan mengatakan; Wahai umatku, sesungguhnya Allah I telah memberikan wasiat kepada kalian dengan lima perkara yaitu;
  1. Janganlah kalian mensekutukan Allah I, sungguh ibarat orang yang mensekutukan Allah I seperti seseorang yang membeli budak dengan harga sangat mahal lalu diletakkan di rumahnya dan diberi makan dan segala kebutuhannya tetapi dia bekerja untuk orang lain, siapakah yang suka dengan perbuatan seperti ini ?, sungguh Allah I yang telah menciptakan dan memberi rizki kepada kalian lalu mengapa kalian mensekutukannya ?.
  2. Jika kalian sedang sholat atau ibadah maka janganlah menoleh ke kanan dan ke kiri tapi konsenkan pikiran dan badan kalian saat beribadah, sungguh Allah I selalu menghadap kepada orang itu selama orang itu tidak memalingkan wajahnya.
  3. Allah I telah memerintahkan kepada kalian untuk melakukan puasa, bukankah senang bila badan kalian tercium wangi ? sungguh mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi daripada minyak wangi misik.
  4. Bersedakahlah kalian, sungguh saat bersedekah kalian sedang di dalam benteng perlindungan Allah I.
  5. berdzikirlah kalian, sebab dengan berdzikir kalian telah membentengi diri dari setan.6
Berkata Abu Sa’id al-Khudri t, sesungguhnya Rasulullah I telah bersabda:
أَكْثِرُوْا ذِكرَ اللهِ حَتىَّ يَقُوْلُوْا مَجْنُوْنٌ

Perbanyaklah berdzikir kepada Allah sehingga mereka mengatakan kamu gila”.7
Rasulullah mengatakan; “Penduduk surga tidak pernah menyesali atas sesuatu kecuali waktu luang yang dia lewatkan saat di dunia tanpa berdzikir kepada Allah I”.8
Orang akan mendapatkan kerugian dan kesengsaraan bila mereka berkumpul di suatu tempat tetapi di dalam tempat tersebut tidak dibacakan dzikir kepada Allah atau sholawat kepada Nabi Muhammad I, dan sebaliknya sangat beruntunglah orang-orang yang menghiasi perkumpulannya dengan dengan dzikir dan sholawat kepada Rasulullah I.
Berkata Abu Hurairah t, Rasulullah I bersabda:
مَا جَلَسَ قَوْمٌ مَجْلِساً لَمْ يَذْكُرُوا اللهَ فِيْهِ وَ لَمْ يُصَلُّوْا عَلىَ نَبِيِّهِمْ إلاَّ كَانَتْ عَلَيْهِمْ تِرَةٌ فَإِنْ شَاءَ عَذَّبَهُمْ وَ إِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُمْ
“Tidak duduk satu kaum di satu majlis yang di dalamnya tidak ada dzikirnya kepada Allah I dan tidak diucapkan sholawat kepada Nabi mereka kecuali kerugian dan kesia-siaan bagi mereka, boleh jadi mereka disiksa dan boleh jadi diberi ampunan untuk mereka”.9
Imam Ahmad menuliskan hadits yang bersumber dari sahabat Abu Hurairah t, Rasulullah I bersabda; “Tidak ada orang yang berkumpul di satu majlis yang di dalamnya tidak disebutkan kalimat-kalimat dzikir dan sholawat kepada Rasul kecuali akan mengalami kerugian walaupun pada akhirnya mereka masuk ke dalam surga”.10
Berkata al-Qushairi; “Tidak ada seseorang yang dapat mencapai kedudukan tinggi dan dekat dengan Allah I kecuali dengan cara mengkontinuekan lisannya untuk terus berdzikir kepada Allah I”.
Berkata al-Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad “Jika kalian tidak dapat selalu mengisi waktu dengan berdzikir kepada Allah maka hendaklah kalian menjadikan waktu yang tertentu khusus untuk berdzikir dengan memperhatikan adab-adabnya, kemudian berusaha untuk mengisi waktunya dengan berdzikir kepada Allah baik dalam keadaan berdiri, duduk, berjalan dan tidur tanpa harus menghitung dengan jumlah bilangan tertentu. Dan janganlah sampai kalian lalai untuk berdzikir kepada Allah sebab lalai dari dzikir akan mendatangkan berbagai mudharrat atau keburukan”.11
Sedang di dalam kitab Sulukul Murid al-Habib Abdullah al-Haddad mengatakan “Hendaknya bagi seorang murid setelah melakuan kewajiban dan meninggalkan hal-hal yang diharamkan untuk selalu mencontinuekan berdzikir kepada Allah di setiap keadaan, waktu dan tempat dengan dzikir secara lisan dan hati”.12
Semoga kita semua dijadikan sebagai umat Rasulullah yang benar-benar mencintainya dengan banyak berdzikir kepada-Nya


5 / HR. Imam Hakim dalam kitabnya al-Mustadrak dan beliau mengatakan hadist ini sanadnya Shahih,Ibnu Hibban di dalam kitabnya As-Shahih, Ibnu Majah dan Thurmudzi, Kitab Ad-Da’awat, Bab 4, beliau mengatakan Hadits ini Hasan Gharib
6 / Ini adalah penggalan dan kandunga hadits yang diriwayatkan oleh Nasa’i, Kitab as-Sholat Bab 1 dan Thurmudzi Kitab Al-Adab Bab 78, beliau mengatakan Hadits Hasan Shahih, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah juga mengeluarkan hadits ini di dalam kitabnya As-Shahih. Imam Hakim di dalam kitabnya Al-Mustadrak mengatakan; Sanad hadits ini sesuai dengan syarat Shahih Bukhari dan Muslim.
7 / HR.Ahmad di dalam kitabnya al-Musnad, 3/68 dan 71. Imam Abu Ya’la dan Ibnu Hibban di dalam kitabnya As-Shahih serta imam Hakim di dalam kitabnya Al-Mustadrak. Dalam riwayat yang dikeluarkan oleh Imam Thabrani dan Imam Baihaqi secara mursal dikatakan; “Perbanyaklah kalian berdzikir kepada Allah sehingga orang-orang munafik mengatakan kepada kalian “Sungguh engkau hendak dipuji”.
8 / HR.Thabrani dari gurunya yang bernama Muhammad bin Ibrahim as-Suri yang belum diketahui kedudukannya dalam al-Jarhu Wa Ta’dil, selain dia semua sanadnya kuat, di dalam riwayat Imam Baihaqi sanadnya baik.
9 / HR. Abu Daud, Kitab Al-Adab Bab 25 dan 98. Hadits yang semakna dengan ini banyak sekali disebutkan di dalam kitab para ulama ahli hadits seperti; Imam Ahmad di dalam kitabnya al-Musnad, 2/432, 446, 481 dan 484
10 / HR. Al-Musnad, 2/463 dengan sanad yang Shahih, Ibnu Hibban di dalam kitabnya As-Shahih dan juga Imam Hakim di dalam kitabnya al-Mustadrak dan beliau mengatakan sanad hadits ini sesuai dengan syarat Shahih Bukhari.
11 / Nasaihuddiniyyah, Bab Dzikrullah, Hal.49
12 / Kitab Sulukul Murid, fasal ke sembilan, hal.29,


0 komentar:

Posting Komentar

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.
Bookmark and Share
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)