Senin, 14 November 2011

Radar ISRA, 'Patroli Laut' Besutan LIPI

foto: lipi.go.id
foto: lipi.go.id
JAKARTA - Wilayah Indonesia didominasi lautan dengan 17.560 pulau, dengan jarak dari Sabang sampai Jayapura sekira 5.556 kilometer. Namun luasnya wilayah nusantara ini belum diimbangi dengan kemampuan TNI dan Polri dalam mengawasi keamanan di seluruh wilayah Tanah Air.

Hal tersebut diungkapkan Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronik dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI), Masyhuri Wahab saat pameran LIPI belakangan ini. Dia mengatakan, TNI AL memiliki sekira 117 kapal dan 77 di antaranya berusia 21-60 tahun.

Sementara itu, Indonesia sendiri idealnya membutuhkan 350 kapal patroli cepat untuk mengamankan seluruh wilayah perairannya. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat, pada 2009 Indonesia hanya memiliki 276 menara suar, 1.866 rambu suar, dan 65 kapal navigasi. Sehingga, dengan keterbatasan ini, wilayah perairan Indonesia menjadi sangat rawan pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal asing, pembajakan, dan penyelundupan. Akibatnya, negara mengalami kerugian sekira Rp188 triliun.

"Sedikitnya Indonesia butuh 800 radar pengawas pantai untuk bisa memantau seluruh perairan di Indonesia. Radar yang ada selama ini diimpor dengan harga sangat mahal yakni Rp8-10 miliar per unitnya. Harapannya ke depan, Indonesia tidak lagi mengimpor produk luar karena sudah bisa diproduksi oleh anak bangsa sendiri," tukasnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, lanjutnya, LIPI merancang radar pengawas pantai yang diberi nama Indonesian Sea Radar (ISRA) yang berfungsi mengawasi lalu lintas laut sehingga dapat mencegah tindakan yang merugikan negara, dan juga tabrakan kapal apabila hendak merapat ke pelabuhan.

"Radar ISRA ini adalah hasil kerja sama alih teknologi dengan Belanda yang sudah mulai dikembangkan sejak 2006 dan diluncurkan untuk pertama kalinya pada Agustus 2009 lalu," imbuhnya.

Radar tersebut menggunakan teknologi terbaru di bidang radar yakni Frequency Modulated Continous Wave (FM-CW). Dengan teknologi ini, ukuran dan konsumsi daya radar menjadi kecil, sedangkan sistemnya menggunakan komponen yang tersedia secara komersial.

Radar ISRA mengudara di frekuensi X-band 9,4 Ghz dengan menggunakan dua antena pemancar dan penerima yang bekerja bersamaan berbentuk modular. Ia juga mempunyai daya pancar maksimum dua watt dengan penguatan (gain) antena 30 dB.

Pemasangan Radar ISRA pernah dilakukan di menara mercu suar Pantai Anyer dengan asumsi lokasi tersebut berdekatan dengan Selat Sunda yang dinilai cukup ramai. Untuk tahap pengujian selanjutnya, LIPI akan meninggikan menara menjadi 10 meter dari lima meter untuk sementara ini.

Radar ISRA yang termasuk Low Probability of Intercept (Quite LPI) dirancang sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu sistem radar lain di sekitarnya. LIPI pun menargetkan, pada 2011 ISRA bisa terpasang di dua tempat lainnya yakni di wilayah sekitar Merak dan Lampung. Bahkan, ketika radar ini sudah terkoneksi menjadi satu sistem, maka bisa menjangkau Selat Sunda secara menyeluruh.
(rhs)


Sumber:kampus.okezone.com/read/2011/11/14/372/529286/radar-isra-patroli-laut-besutan-lipi

0 komentar:

Posting Komentar

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.
Bookmark and Share
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)