Allah berfirman: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung". (Ali Imran:104)
Keterangan dan kandungan ayat:
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada para hamba-Nya yang beriman agar semaksimal mungkin menempuh jalan yang memungkinkan mereka untuk menegakkan agama mereka, yaitu dengan adanya sekelompok mereka mewakili yang lain melaksanakan tugas:
- Mengajak kepada kebaikan; yaitu agama, pokok-pokoknya, cabang-cabangnya dan syariatnya.
- Menyuruh yang makruf; yaitu apa-apa yang diketahui kebaikannya menurut syariat dan akal.
- Mencegah kemungkaran; Yaitu apa-apa yang diketahui keburukannya, secara syara' dan akal.
Merekalah orang-orang yang beruntung; Yaitu orang-orang yang akan meraih segala yang diinginkan dan selamat dari segala yang menakutkan. Mereka yang termasuk dalam kelompok ini adalah, orang berilmu dan penuntut ilmu, orang-orang yang berdakwah, para muhtasib (orang yang melakukan amar ma'ruf nahi mungkar) yang mewajibkan manusia untuk melakukan salat, mengeluarkan zakat, melaksanakan syariat agama, dan mencegah manusia dari kemungkaran. Berarti semua orang yang menyeru kepada kebaikan, baik yang bersifat umum maupun khusus, dan juga yang memberi pengarahan dan nasihat. Semuanya termasuk dalam ayat ini.
Lihat; Tafsir Ibnu Sa'di, halaman: 112 (cetakan Luwaihiq).
Hadis
عن أنس بن مالك -رضي الله عنه- أن رسول الله -صلى الله عليه وسلم- قال:
( إن لكل أمة أمينا، وإن أميننا أيتها الأمة أبو عبيدة بن الجراح )
البخاري (ح 3744) ، مسلم (ح 2419)
Dari Anas bin Malik ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya setiap umat itu memiliki seorang kepercayaan dan sesungguhnya orang kepercayaan kita wahai umatku adalah Abu Ubaidah bin Al-Jarrah." (Bukhari, 3744 dan Muslim, 2419)
Ibnu Hajar berkata dalam Fathul Bari, jilid 7, halaman 93:
"Al-Amin adalah orang yang dipercaya dan diridai. Meskipun sifat ini sama-sama dimiliki oleh sahabat yang lain, tetapi alur pembicaraan menunjukkan bahwa sahabat ini memiliki kelebihan. Maka dari itu Rasulullah memberikan sifat khusus kepada sebagian sahabat, meskipun sahabat yang lain juga memiliki sifat yang sama, seperti:
- Memberikan kekhususan kepada Usman dengan sifat malu.
- Memberikan kekhususan kepada Ali sebagai ahli hukum.
- Memberikan kekhususan kepada Zaid sebagai ahli pembagian warisan.
Meskipun para sahabat yang lain juga memiliki keahlian yang sama dengan mereka dalam masalah itu, tetapi ketiga sahabat itu memiliki kelebihan daripada mereka, begitu pula Abu Ubaidah ra. memiliki kelebihan daripada mereka.
0 komentar:
Posting Komentar