Jumat, 11 November 2011

Tentang Mahabah (Cinta) yang Ibadah



Nasehat Muslim

Alhamdulillah, washalatu wassalamu 'ala rasulillah, amma ba'du

Asal amal seluruhnya ada dalam mahabah atau rasa cinta, karena manusia tidaklah melakukan sesuatu kecuali ia mencintai amalan itu. Dan Ibadah kepada Allah ta'ala pun dibangun diatas rasa cinta ini, bahkan inilah hakikat dari ibadah, karena manakala ibadah tanpa adanya rasa cinta, maka tidak ada ruh dalam ibadah itu.

Manakala manusia didalam hatinya ada rasa cinta kepada Allah yang akan mengantarkan pada surga, maka ia akan melakukan amalan yang menghantarkan pada tujuan itu. Demikian pula orang-orang musyrik yang mencintai sembahan-sembahan selain Allah, maka ia akan melakukan amalan menuju pada sesembahan selain Allah itu, yang mengantarkan pada neraka.

Allah berfirman, artinya

"Dan sebagian manusia ada yang mengambil selain Allah sebagai tandingan-tandingan, mereka mencintai tandingan itu seperti mencintai Allah"

(QS. albaqarah : 165)

Maka mahabah ibadah yaitu rasa cinta yang didalamnya terdapat pengagungan terhadap apa yang dicintai, yang didalam mahabah ini manusia mengagungkan yang dicintainya, menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari yang dicintai, maka hal ini khusus hanya boleh untuk Allah subhanahu wata'ala saja.

Barangsiapa yang mencintai sesembahan selain Allah dalam mahabah ibadah ini, mengagungkan sesembahan selain Allah ini, maka dia musyrik yang melakukan syirik yang besar.

(referensi, alqaulul mufid 'ala kitabittauhid, hal 3, Jilid2, darul atsar)

nasehat muslim


0 komentar:

Posting Komentar

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.
Bookmark and Share
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)