Minggu, 13 November 2011

Tragedi Asmara

Di suatu negeri tersebutlah seorang pemuda yang tampan dan cakap,dan muslim yang sholeh. Kesehariannya dia sebagai tukang kunci dan tukang pembuat pintu rumah. Pemuda ini hanya hidup berdua dengan ibunya. Mereka sangat bahagia dengan kesederhanaannya.

Seperti hari-hari yang telah lalu, pemuda ini selalu mendapat order dari masyarakat setempat untuk membenahi pintu sekalian dengan memasang kuncinya..kali ini dia dapat job dari seorang bangsawan kaya,,

Dengan semangatnya pemuda ini mendatangi rumah bangsawan tersebut,
“ permisi tuan, tadi tuan memesan saya untuk memperbaiki pintu, mungkin pintu yang mana tuan? Apakah saya bisa kerjakan sekarang?” Tanya sang pemuda kepada pemilik rumah.

“ Oh pintu yang depan ya, silakan di kerjakan sekarang saja, yang penting beres,,saya tinggal dulu sebentar” terang si pemilik rumah.

“Baik tuan.” Jawab pemuda ini dengan sopannya dan dia bergegas mendatangi pintu yang di tunjuk si pemilik rumah dan dengan teliti dia berusaha sebaik mungkin memberi pelayanan yang memuaskan untuk pelanggannya.

“dog dog dog tak tak tak..” suara peralatan pemuda itu yang sedang memperbaiki pintu, dengan konsentrasi penuh agar pekerjaannya cepat selesai.

Tapi tiba-tiba ada sekilas bayangan yang tampak oleh matanya seorang wanita menawan hati. Wanita tersebut sedang mengawasi si pemuda dengan seksamanya. Tampak raut-raut kekaguman di antara ke duanya.

Sungguh hati pemuda begitu takjub melihat kecantikan putri sang pemilik rumah, laksana rembulan di padang ilalang. Sebagaimana kebiasaan bangsa arab bahwa wajah yang nampak dari seorang wanita adalah sebuah fitnah yang terbesar yang membuat hati akan merasa cenderung kepadanya.

Begitu juga wanita ini dia begitu terpesona dengan ketampanan sang pemuda..

Hati mereka seperti terbang bersama angan angan yang tiada hentinya…

Akhirnya pemuda tesebut menyelesaikan pekerjaannya membenahi pintu, setelah mendapatkan upah dari sang pemilik rumah dia segera bergegas pulang.

“ Ya Allah, aku melihat wanita yang bagus perawakannya dan bersih wajahnya, sepertinya aku akan merindukannya” bisik pemuda dalam hatinya ketika dalam perjalanan.

Begitu juga sang wanita, kini pekerjaannya hanya melamun saja di kamar memikirkan pemuda tersebut. “ ternyata hatiku terfitnah dengan pemuda tersebut, apakah dia juga merindukanku ya?.”

“ Duhai engkau hati kemana gerangan membawa cinta yang tiada berujung.

Aku merindukan seseorang tapi aku tak sanggup menerka isi hatinya”

Rindu mereka semakin menjadi-jadi, kekalutan hati yang tak menentu, dan berusaha untuk mengungkapkan isi hati bahwa mereka betul-betul saling mencintai.

“ aku akan menemuinya dan akan ku katakan pada rembulanku”.

Rasa-rasanya beban hati akan menimpa insan yang di rundung ‘isyq. Tapi lihatlah kini aku datang kepadamu dan akan ku katakan dengan keceriaan hati agar engkau tahu jiwa ini begitu memikirkanmu.”

Tapi apa yang terjadi, taqdir Allah berkehendak lain, sebelum pemuda ini mengungkapkan isi hati, sang bangsawan dan keluarganya telah pindah ke sebuah negeri lain.

Maka meranalah hati pemuda ini karena sang pujaan hati makin jauh dari pandangan. Kini ia hanya meratap tentang nasib cintanya. Hari- harinya kini begitu sempit, hanya tangisan rindu yang tak terpendam.

Semakin hari rasa rindu semakin mendalam, dia hanya berpikir bagaimana cara ia tahu kabar sang pujaan hati. Maka dia mendapatkan jawaban yang tepat yaitu dengan menitipkan surat dan kurir ke sahabatnya yang biasa safar ke negeri sang wanita tinggal.

“ Sampaikan surat ini ke fulanah saudaraku, tanyakan kabarnya dan mintalah jawaban dari isi surat ini” pesan sang pemuda kepada sahabatnya yang akan safar.

Akhirnya sahabat ini safar dan menyampaikan surat yang di titipkan kepadanya. Dan begitu sang wanita mengetahui bahwa yang datang adalah kabar dari sang pemuda, dia begitu senang nya. Dan di bukalah surat ini yang berisi tentang ungkapan isi hati sang pemuda. Gayungpun bersambut, wanita ini begitu bahagia dengan apa yang barusan ia baca. Lantas dengan bergegas ia membuat surat balasan tentang jawaban hatinya.

“ sampaikan surat ini dan katakan pada fulan jika kerinduan yang terpendam akan segera terungkap laksana matahari di siang hari”.

Lalu pemuda tersebut pulang dari safarnya dan tidak lupa menyampaikan pesan dan surat dari seseorang.

Sang pemuda kian hari kian rindu akan cintanya setelah dia tahu sambutan cinta dari sang kekasih. Kini dia hanya meratapi nasibnya yang jauh dari sang dambaan hati. Rindunya yang semakin dalam membuat dia tidak bergairah,dia lupa makan, hari-harinya hanya melamun dan melamun hingga diapun terjatuh sakit.. dan sakitnya kian hari kian memburuk.

Ibunya melihat kondisi putranya merasa iba, dia bingung penyakit apa yang menimpa putranya, dia sudah mendatangkan banyak tabib tapi penyakitnya tak kunjung sembuh. Seperti kebanyakan seorang ibu yang begitu sayangnya pada sang anak, dia mencari tahu apa penyebabnya. Lalu dia mencoba mengorek keterangan dari salah satu sahabat sang putra.” Duhai ummu fullan.putramu terkena penyakit aneh,dia tidak akan sembuh karena obatnya begitu susahnya, dia sedang jatuh cinta” itulah jawabam dari sahabat putranya itu.dan banyak hal ihwal lain yang dia ketahuai juga tentang kisah cinta putranya.

Sang ibu yang begitu sayang pada putranya, dan menginginkan kesembuhannya. Dia berusaha menghibur dan menceritakan tentang sang wanita yang di rindukan sang putra dengan tujuan agar sang anak cepat sembuh “ Putraku bagaimana keadaanmu? Ketahuilah si fulanah juga merindukanmu, bersegeralah temui dia…blab bla bla……..” hibur sang ibu dengan cerita yang di buat-buat agar anaknya tambah semangat dan di harapkan cepat sembuh.

Tapi apa yang terjadi, maka makin merindulah pemuda ini, rindunya makin menjadi-jadi bak ulat yang terkena panas matahari di siang hari, begitu rindunya menjadikan kondisi pemuda ini semakin parah sakitnya. Dan hampir-hampir ia sakaratul maut.

Mendengar sang pemuda sakit parah maka sahabatnya yang biasa mengantar surat ini bergegas datang menjenguknya. Sahabat ini merasa iba “ Sahabatku engkau sakit begitu parah, apa yang terjadi gerangan? mungkin aku membantuku?” hibur sahabat.

“ Aduhai cinta kini aku seperti terlilit olehnya, aku tak sanggup menahan perih sebab aku jauh dengan dia, setiap apa yang terpendam dalam beban yang membuat sakit parah tubuh ini tak membuatku jera akan mencintainya, aku akan mendapatkan dambaanku dan aku akan menemuinya.”

“ Bagaimana engkau akan melakukannya teman? Sementara engkau jauh dengannya dan keadaanmu seperti ini.” Tanya sang sahabat.

“ Meski di dunia aku tak bisa bersamanya, dan tidak bisa menemuinya tapi di akhirat aku akan menemaninya.”

“ Karena kami beda keyakinan aku takut akan terpisah dengannya maka Saksikanlah teman! aku akan keluar dari agama Muhammad dan aku akan bersaksi bahwa Isa putra maryam adalah tuhan” maka setelah ia berucap seperti itu, malaikat Izroil mencabut nyawanya. Na’udzubillah min dzalik.

Sahabat dan ibunya tersentak atas kematian putra tercintanya. Hanya tangisan-tangisan ratapan yang tiada henti-hentinya.

Beberapa hari kemudian setelah sepeninggal pemuda ini, maka sahabatnya berinisiatif mengabarkan perihal tentang kejadian pemuda tersebut kepada kekasihnya.

Setelah sampai di negeri tempat tinggal si wanita maka sahabat ini memasuki rumahnya. Tak di sangka ternyata wanita ini juga sedang sakit parah, dan mendekati sakaratul maut juga, akhirnya sahabat ini mengurungkan niat untuk mengabarkan perihal atas kematian sang pemuda. Dia takut jika mengabarkannya nanti hati si wanita bertambah sedih dan sakitnya bertambah parah.

Dengan di antar bapaknya akhirnya sahabat ini memasuki kamar si wanita. Mendekatlah ia, begitu pilunya melihat kondisi wajah wanita yang pucat pasi tak berdaya. “ Bagaimana keadaanmu saudariku? Apa yang menyebabkanmu sakit seperti ini?” Tanya sang sahabat.

“ Sebagaimana siang yang tak pernah ada tanpa mentari, kini setiapaku berhembus nafas wajahnya selalu mengikuti, pengorbanan yang perlu bukti tak semestinya rindu ini menjadikan tepisah dengan sang dambaan, rasa ini ingin selalu bersua dengannya, ingin selalu bersama, aku akan berusaha untuk bersama selamanya”.

“ Duhai saudariku bagaimana engkau akan melakukannya, sementara keadaanmu seperti ini.” hibur sang sahabat.

“ Rindu ini begitu hebatnya, aku tak sanggup berpisah dengannya, meski nyawa kami terjemput malaikat maut, hati kami akan terpaut dan aku yakin kan bersatu dengannya.”

“ Aku ingin bersamanya dan tak akan terpisah dengannya di kemudian hari. Maka saksikanlah !! bahwasanya Isa putra Maryam adalah nabiyullah dan aq bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah dan Muhammad bin’Abdullah adalah utusan Allah.”

Maka terkejutlah bapaknya mendengar putrinya mengucapkan kalimat itu lalu dia teriak ke pemuda ini “ Anak kurang ajar ini sekarang menjadi golonganmu, sekarang ambil dan bawa dia!!!”

“ Tunggu bapakku !” si wanita berusaha teriak sambil melambaikan tangannya dengan lemah.

Tapi qodarulllah sepenggal kata itu menjadi ucapan terakhir dari bibir wanita tersebut. Dia meninggal dalam keadaan islam.

Sungguh maha Benar Engkau ya Allah, yang membolak balikkan hati ham-hambaNya. Maka tetapkanlah hati ini agar selalu istiqomah di jalanMu.

Copas dari Karim (Kajian Remaja Muslim di Facebook) By:Abu ‘Abdirrohman Yudha

Ibroh yang dapat kita ambil dari kisah di atas ialah agar kita selalu bertakwa kepada Allah dan menjaga pandangan dari hal-hal yang diharamkan Allah sehingga tidak terjerumus kepada ke murkaan Allah. Dan juga perlu kita kethui bahwa Allah memberi petunjuk kepada yang Ia kehendaki.


0 komentar:

Posting Komentar

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.
Bookmark and Share
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)