Rabu, 09 November 2011

Sahabat di Mata Allah…

Sahabat..

Kau bukanlah sosok yang membutuhkan pengakuan publik secara formal, namun pengakuan itu muncul dengan sendirinya dan dengan citra yang sangat indah. Kau juga bukan sosok yang butuh untuk menyalurkan perhatian dan kepedulianmu secara berlebihan kepada sahabat tercintamu. Kau selalu ada dalam segala situasi dan kondisi, hermaproditas hidup dalam segala benturan problematikanya. Pasang surut iman yang mengakibatkan munculnya peristiwa-peristiwa kehidupan seringkali kau menciptakan aroma dan rasa yang lezat, menciptakan pandangan yang sejuk, dan seketika menjadi hambar dan lumpuh rasa jika ku melupakanmu dalam kesenangan diri ini yang ku lahap secara egoistis.

Sungguh beruntunglah manusia-manusia yang telah Allah pertemukan dirinya dengan satu jalinan kasih bersama sahabat-sahabat yang juga memiliki visi dan juga misi hidup 360 derajat berbanding lurus dengan kita. Terkadang, tanpa disadari kita seringkali merasa orang paling beruntung didunia ketika menikmati sesuatu yang dianggap rahmat dari Rabb yang Maha Pemurah, tanpa mengingat sahabat kita yang hanya tersenyum mengucap “Alhamdulillah sahabatku, kau memang pantas mendapatkan itu…” Tak ayal, apa yang mereka tebarkan ke dalam kebahagiaan kita saat itu? aliran motorik positif yang dibumbui rasa tulus dengan setakar penyedap ikhlas darinya. Namun tak sadarkah kita untuk berbagi kebahagiaan itu bersamanya, walau sekejap? Lagi-lagi terlupakan..

Sungguh merugilah kita-kita yang selalu habis dan letih bergulat seorang diri, dan menganggap segala permasalahan hidup ini dapat kita lalui dengan usaha kita sendiri. Kalaupun hal tersebut terjadi, itu adalah salah satu bonus dari Allah akan kapabilitas diri kita terhadap problem solving algoritma hidup kita, mungkin dari amal-amal perbuatan baik kita terdahulu yang tak disadari atau aspek lainnya. Padahal diseberang sana, disebelah sini, dipojok sana, nun jauh dimata maupun yang teramat dekat dialah sahabat kita yang selalu siap kapanpun menampung keluh dan kesah jiwa kita, membantu meringankan kita melalui ujian Allah. Lagi-lagi sang sahabat tersenyum, ikut serta membesarkan hati ini dan melapangkan jiwa ini dengan banyak sekali taburan support yang diberikan olehnya, sehingga keluarlah beban ini dari pori-pori kita walau hanya beberapa ons bobotnya.

Allah telah meng-Anugerahkan kita Akal, untuk mampu berpikir keras manalah sahabat yang mampu menarik kita ke dalam lingkaran barokah Allah, mana pula sahabat yang hanya membawa kita pada kesia-siaan hidup diantara range waktu usia kita dimana setiap detak jantung ini selalu berkurang. Sudilah kiranya kita mau mencari dimanakah mutiara-mutiara kehidupan itu tersembunyi.

Sahabat yang baik dimata Allah akan :

1. Bersyukur kepada Rabb ketika kita mendapatkan kebahagiaan, sehingga ia senantiasa didoakan oleh malaikat-malaikat yang baik hati untuk mendapatkan kebahagiaan yang serupa bahkan lebih.

2. Memperingatkan kita, mengkritik kita dalam segala perbuatan-perbuatan dzolim kita yang disadari maupun tidak oleh balutan kebodohan diri ini.

3. Bersama-sama tergerak dalam jalinan kecintaan terhadap Allah, bahwa saling nasihat menasihati jika lalai. Tak pelit hati untuk mengingatkan “Duhai sahabatku tersayang, tersenyumlah jika kau merasa amat sedih.. Bersabarlah jika kau merasa amat bahagia… Akan ku bantu jika kau merasa itu amat sulit, namun kumohon bantulah aku melakukan hal yang sama kepada diriku. Demi cinta kita, cinta kita kepada Allah Yang Maha Indah!”

Sahabat…

Marilah kita mulai menkritisi diri, apakah sudah layak kita memperlakukan sahabat kita dengan porsi yang berbeda terutama di mata Allah? Atau, sudahkah kita menjadi sahabat yang baik untuk orang terkasih kita manakala mereka benar-benar membutuhkan kita untuk menguatkan kecintaannya kepada Illahi pemilik Arsy yang Mulia..?

Wallahu a’lam,


0 komentar:

Posting Komentar

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.
Bookmark and Share
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)