Rabu, 09 November 2011

POHON IMAN DAN CABANGNYA

Syaikh Salim bin Ied al-Hilaaly, dkk:

Iman adalah keyakinan dalam hati, ucapan dengan lisan dan perbuatan dengan anggota tubuh

Iman itu bercabang-cabang dan bertingkat-tingkat. Diantaranya jika ditinggalkan dapat menjadikan kafir, ada pula yang menyebabkannya berdosa, baik dosa besar maupun kecil, dan ada pula yang jika ditinggalkan akan kehilangan ganjaran dan pahala yang berlipat.

Iman itu akan bertambah dengan ketaatan hingga dapat mencapai kesempurnaannya dan akan berkurang dengan kemaksiatan hingga bisa hilang sama sekali, tak tersisa sedikitpun.

Syaikhul Islam menyatakan, “Pokok keimanan itu di dalam hati, dan Iman itu adalah ucapan hati dan amalannya yang ditetapkan dengan pembenaran, kecintaan dan ketundukan. Keimanan yang bersemayam di dalam hati harus menampakkan konsekuensi dan kebutuhannya terhadap anggota tubuh. Jika tidak melaksanakan konsekuensi dan kebutuhannya, menunjukkan ketiadaan atau kelemahan iman.

“Iman itu ada 70 cabang lebih, paling tingginya adalah ucapan laa ilaaha illallah dan paling rendahnya adalah menyingkirkan gangguan di jalan, dan sifat malu merupakan cabang dari iman”.

(terjemah Hadits Riwayat Imam Muslim no.35,58)

Asyrof (1998) menyatakan:

Sekelompok ulama memaksakan diri untuk menghitung cabang-cabang iman dengan cara ijtihad. Secara hukum hal ini adalah suatu kehendak yang sulit, maka tidak tercela orang yang tidak mengetahui secara rinci tentang berapa batasan cabang keimanan ini. Pun tidak ada kesepakatan para ulama sehubungan dengan rincian tersebut.

Pendapat yang paling mendekati kebenaran tentang rincian keimanan dan cabang-cabangnya adalah sebagaimana dilakukan oleh Ibnu Hibban, namun kami tidak mencukupkan dengan keterangan dari pendapat beliau, berikut kami ringkas apa yang mereka sebutkan:

Beliau menyatakan:

“Cabang-cabang iman terbagi menjadi 3 cabang inti:

1. amalan hati

2. amalan lisan

3. amalan badan/ anggota tubuh

Tiga cabang ini terbagi menjadi beberapa cabang lagi.

Cabang iman dari amalan-amalan yang berhubungan dengan hati: adalah berkaitan dengan keyakinan-keyakinan (aqidah-aqidah) dan niat, mencakup 24 macam.

Iman kepada Allah, termasuk: iman terhadap Dzat Allah, sifat-sifat Allah, tauhid/mengesakan Allah bahwa Dialah Dzat dimana tidak ada satupun yang menyerupai-Nya dan meyakini bahwa selain Allah adalah ciptaan-Nya.

Beriman kepada malaikat Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah

Beriman kepada rosul-rosul Allah

Beriman terhadap taqdir Allah yang baik maupun yang buruk

Beriman terhadap hari kiamat, termasuk: pertanyaan malaikat di dalam kubur, adanya hari kebangkitan, hari perhitungan/pembalasan, adanya timbangan amalan, jembatan di atas neraka, beriman terhadap adanya surga dan neraka.

Cinta kepada Allah

Cinta dan benci karena Allah

Cinta kepada Rosulullah disertai keyakinan untuk mengagungkan beliau sesuai kedudukan beliau, termasuk bersholawat atas beliau dan mengikuti sunnah beliau.

Ikhlash, termasuk: meninggalkan riya’ (beramal untuk dilihat orang) dan nifaq (sifat munafiq)

Taubat

Takut akan adzab Allah

Mengharap ridha dan pahala dari Allah

Syukur kepada Allah

Memenuhi janji untuk taat kepada Allah dan yang lainnya.

Sabar

Ridha terhadap ketentuan Allah / takdir Allah.

Tawakal kepada Allah

Kasih sayang

Tawadhu’ hormat kepada yang lebih tua dan sayang kepada yang lebih muda.

Meninggalkan perangai sombong dan ujub (ingin dipuji)

Meninggalkan dengki

Meninggalkan perangai marah

Amalan lisan, mencakup 7 macam yaitu:

Melafadzkan kalimat tauhid laa ilaaha illallah

Membaca Al-Quran

Menuntut ilmu

Mengajarkan ilmu

Berdoa

Berdzikir termasuk istighfar

Menjauhi perkara-perkara yang tidak bermanfaat/senda gurau.

Amalan badan/anggota tubuh, mencakup 38 macam:

Amalan badan yang berkaitan dengan individu/ pribadi:

Mensucikan diri secara lahir maupun hukum. Termasuk: menjauhi perkara-perkara najis.

Menutup aurat.

Sholat wajib dan sunnah

Zakat.

Berbuat baik terhadap karib/ keluarga dekat.

Derma, termasuk: memberi makan orang lain atau memuliakan tamu.

Puasa wajib dan sunnah

Haji dan umrah

Thawaf

I’tikaf

Berusaha/ mencari mendapatkan malam lilatul qadar.

Hijrah karena ajaran agama, termasuk hijrah dari kampung kesyirikan menuju kampung yang muslim.

Memenuhi nadzar.

Berupaya untuk meraih tingkatan-tingkatan iman.

Membayar kafarat/denda

Amalan badan yang berhubungan dengan ittiba’/mencontoh Rosulullah ada 6 macam:

Berupaya untuk menikah

Melaksanakan hak-hak keluarga (istri, anak dan lainnya)

Berbakti kepada orang tua termasuk: tidak boleh durhaka kepada orang tua

Mendidik anak-anak

Menyambung tali kekerabatan/silaturrahmi

Taat kepada pemimpin

Berlemah lembut kepada orang lain

Amalan badan yang berhubungan dengan kemasyarakatan, ada 17 macam:

Menegakkan kepemimpinan yang adil.

Mengikuti al-jama’ah/kebenaran.

Taat kepada pemerintah muslim.

Mendamaikan antara pihak yang bertikai atau sebagai mediator untuk perdamaian, termasuk: memerangi Khawarij dan para pemberontak.

Tolong-menolong dalam hal yang baik, termasuk: amar-ma’ruf nahi mungkar.

Menegakkan hudud atau hukum-hukum Allah.

Jihad, termasuk berjaga-jaga di perbatasan musuh.

Menyampaikan amanat yang dibebankan kepadanya, di antaranya: membagikan 1/5 dari harta rampasan perang.

Pinjam meminjami dengan orang lain.

Membantu memuliakan tetangga.

Berbuat baik dalam bermu’amalah, termasuk: mengumpulkan harta yang halal.

Menginfakkan harta kepada yang berhak menerima, termasuk: tidak boleh berlebih-lebihan dalam berinfak yang bukan karena Allah.

Menjawab salam.

Mendoakan orang bersin.

Menolak gangguan dari orang lain.

Menjauhi hal-hal yang tidak ada manfaatnya.

Menyingkirkan duri dari jalan.

Keseluruhan jumlahnya adalah 69 cabang iman, bisa juga dihitung menjadi 79 kalau bagian-bagiannya dimasukkan pula.” Wallahu a’lam. (Fathul Bari 1/ 52-53)

Daftar Pustaka:

Perkara Keimanan yang Global dari Pokok-Pokok Aqidah Salafiyyah. Penyusun: Syaikh Husain bin Audah al-Awaisyah, Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr, Syaikh Salim bin Ied al-Hilaaly, Syaikh Ali bin Hasan al-Halaby al-Atsary, Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman. Diperiksa dan Disepakati oleh: Sejumlah Ulama dan Penuntut Ilmu. Diterbitkan oleh: Markaz Imam Albany Divisi Pengajaran Manhaj dan Riset Ilmiah Amman – Yordania 1421 H./2000 M. Dialihbahasakan oleh: Abu Salma bin Burhan al-Atsary. Dikoreksi oleh: Ust. Abu ‘Athiyyah, Lc., M.Ag. Disebarkan oleh :Lajnah Da’wah dan Ta’lim FSMS (Forum Silaturrahim Mahasiswa as-Sunnah) Surabaya.

At-Taudhihu wa Al-Bayanu li Syajarati Al-Imani, Tafsiruhu…Ushuluhu wa mawaduhu min Ayyi Syai-in Yustamadu Fawa-iduhu wa Tsamaratuhu. Penulis: Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Penyusun: Abu Muhammad Asyrof bin Abdul Maqsud. Penerbit: Adhwa-us Salaf 1419 H/ 1998 M. Edisi Indonesia: Manisnya Buah Keimanan. Penerjemah: Ahmad Khodimul Hannan. Murajaah: Ustadz Usamah Faishal Mahri. Penerbit: Cahaya Tauhid Press, 2004.


0 komentar:

Posting Komentar

Daftar ke PayPal dan mulai terima pembayaran kartu kredit secara instan.
Bookmark and Share
Dari Suhaib ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu'min: Yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya." (HR. Muslim)